![https://bundaassa.files.wordpress.com/2011/01/love.jpg](https://bundaassa.files.wordpress.com/2011/01/love.jpg)
Hati… dalam bahasa arab disebut Qolbun,yg artinya yg terbolak-balik…
Jadi tidak heran jika hati memang selalu saja terbolak-balikkan. hati seringkali tidak konsisten dengan suasananya, anak mua biasanya bilang mood…
Jadi tidak heran jika hati memang selalu saja terbolak-balikkan. hati seringkali tidak konsisten dengan suasananya, anak mua biasanya bilang mood…
Iman itu pangkalnya ada di dalam hati,maka selalulah memohon agar
ditetapkaan hati qt dalam keimanan. Tidak ada yg menjamin esok hati qt
masih dalam nikmat iman itu,karna ia terbolak-balikkan…
memohonlah pada Yang Maha Membolak-blikkan hati…memohonlah agar meskipun hati berada pada lembah keimanan, tapi ia tidak melampaui titik kritis keimanan…. memohonlah agar dalam grafik keimanan hati qt senantisa dalam grafik peningkatan…maka memohonlah…
memohonlah pada Yang Maha Membolak-blikkan hati…memohonlah agar meskipun hati berada pada lembah keimanan, tapi ia tidak melampaui titik kritis keimanan…. memohonlah agar dalam grafik keimanan hati qt senantisa dalam grafik peningkatan…maka memohonlah…
Hati… ia juga pangkal dari nafsu….
secara gampang, nafsu itu saya artikan keinginan,meskipun tidak gamblang juga nafsu diartikan sebagai keinginan. yg jelas keinginan itu termasuk kedalam batasan pengertian nasfu…Maka, nafsu itu pun tergantung hatinya…Selama menjalani kehidupan didunia hati manusia akan mengalami perubahan dari keadaan keruh menjadi jernih melalui tujuh tingkat nafsu.
secara gampang, nafsu itu saya artikan keinginan,meskipun tidak gamblang juga nafsu diartikan sebagai keinginan. yg jelas keinginan itu termasuk kedalam batasan pengertian nasfu…Maka, nafsu itu pun tergantung hatinya…Selama menjalani kehidupan didunia hati manusia akan mengalami perubahan dari keadaan keruh menjadi jernih melalui tujuh tingkat nafsu.
Para ahli tasawuf membagi nafsu manusia menjadi tujuh tingkatan , yaitu
1. Nafsul Amarah, ini adalah tingkatan yang paling rendah. Nafsul
amarah cenderung mendorong manusia untuk melakukan perbuatan keji dan
rendah. Keberadaan nafsu ini disebutkan dalam s. Yusuf ayat 53
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”. ( Yusuf 53)
Sifat orang yang mempunyai nafsul amarah antara lain mudah marah,
sombong, takabbur, tamak, kikir , dengki dan hasud, sering
memperturutkan keinginan syahwat secara berlebihan.
2. Nafsul Lawwamah, tingkat yang lebih tinggi adalah nafsul
lawwamah. Nafsu ini sering mengkritik dan menyesali tindakan yang tidak
patut yang dilakukan atas dorongan nafsul lawwamah. Keberadaan nafsu ini
disebutkan dalam S Al Qiyamah ayat 2:
“dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)” (Al Qiyamah 2)
Pada tingkatan ini seseorang akan menyesali perbuatan buruknya, dia
sering merenung dan mengkritik semua perbuatannya yang keliru.
Selanjutnya dia berusaha agar perbuatan buruk yang telah dilakukan tidak
terulang lagi.
3. Nafsul Mulhammah, tingkat nafsu yang ketiga adalah nafsul mulhammah. Keberadaannya disebutkan dalam S Asy Syam ayat 7-10.
“dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya
beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya.”( Asy-Syam 7-10)
Orang yang telah mencapai tingkatan ini telah mampu mengendalikan
dirinya dari keingainan nafsu yang rendah. Ia bisa membedakan yang hak
dan batil. Ia selalu menjaga dirinya dari melakukan perbuatan tercela
dan selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan taqwanya. Berusaha
mengerjakan amal soleh sebanyak banyaknya.
4. Naffsul Muthmainnah, tingkat nafsu yang kempat adalah nafsul
Muthmainnah, keberadaan nafsu ini disebutkan dalam S Al fajr 27-31.
“Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah ke dalam surga-Ku.”
Orang yang telah mencapai tingkat ini jiwanya jadi tenang , penuh
rasa tawakkal, ridho dengan semua ketetapan Allah , tidak disentuh rasa
duka , sedih dan cemas.
5. Nafsul Radhiah , orang yang mencapai tingkat ini selalu merasa
puas dengan apa yang diterimanya dari Allah . Bagi mereka sama saja
kejadian baik maupun buruk yang menimpanya. Hatinya tidak terpengaruh
oleh kehidupan dunia. Mereka selalu kembali pada Allah dan ridho dengan
semua keputusannya.
6. Nafsul Mardhiyah, Tingkat ini lebih tinggi daripada Nafsul
Radhiyah. Ia adalah orang yang sangat dekat dan dicintai Allah.
Merekalah yang dimaksud oleh salah satu hadist Qudsi:
“SENANTIASA HAMBAKU MENDEKATKAN DIRI KEPADAKU DENGAN MENGERJAKAN
IBADAH IBADAH SUNAH HINGGA AKU CINTA PADANYA. MAKA APBILA AKU TELKAH
MENCINTAINYA, JADILAH AKU PENDENGARANNYA YANG DENGANNYA IA MENDENGAR,
PENGLIHATANNYA YANG DENGANNYA IA MELIHAT,PERKATAANNYA YANG DENGAN YA IA
BERKATA KATA, JADILAH AKU TANGANNYA YANG DENGANNYA IA BERBUAT, JADILAH
AKU KAKINYA YANG DENGANNYA IA MELANGKAH, DAN AKALNYA YANG DENGANNYA IA
BERFIKIR”
Semua langkah dan perbuatannya dilakukan atas bimbingan dan petunjuk
Allah, seperti apa yang telah dilakukan Nabi Khidir dan tidak dipahami
oleh Nabi Musa .
Dia tidak bertindak dengan kemauan sendiri, melainkan dengan bimbingan dan kehendak Allah
7. Nafsul Kamilah, ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia
suci dan sempurna, yang selalu berada dalam pengawasan dan bimbinganNya.
Terpelihara dari perbuatan yang tercela.
Untuk meraih tingkatan nafsu dari level rendah sampai yang tinggi
seperti tersebut diatas diperlukan perjuangan yang gigih dan ulet. Tidak
bisa didapat dengan santai tanpa usaha yang maksimal. Untuk naik dari
satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi dibutuhkan waktu yang cukup
lama sampai bertahun tahun.
Insya Allah dengan hati yang bersih dan jernih kita bisa meraih
kemenangan dunia dan akhirat. Menjalani hidup berbahagia didunia dan
akhirat , tidak ditimpa kesedihan dan duka yang berlarut larut. Kelak
ditempatkan Allah di taman syurga yang abadi dan hidup kekal selamanya
disana.
amiiin…
sumber : https://bundaassa.wordpress.com/page/4/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar