Wasiat Kedua dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Abu Dzar Al Ghifari RA. adalah Melihat Pada Orang yang Lebih Rendah Dalam Hal Materi dan Penghidupan.
Saudaraku
yang dirahmati Allah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
memerintahkan kita agar senantiasa melihat orang yang berada di bawah
kita dalam masalah kehidupan dunia dan mata pencaharian. Tujuan dari hal
itu adalah supaya kita tetap mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
kepada kita. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Lihatlah
kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang
berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak
meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu” . [HR. Bukhari].
Melalui
hadits ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingatkan umatnya
untuk tidak menengadahkan pandangan kepada mereka yang kehidupannya
berada pada tempat lebih tinggi dalam segi keduniawian. Orang-orang yang
dimaksud ini adalah orang-orang yang hidup di dalam gelimang harta
kekayaan yang melimpah, posisi atau kedudukan atau jabatan yang tinggi,
dan lain sebagainya.
Disadari atau tidak, kita seringkali
lupa untuk mengikuti perintah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
ini. Kita seringkali melihat kepada orang-orang yang berada di atas
kita. Padahal ini merupakan salah satu jebakan syaitan yang bisa
menjerumuskan kita ke dalam jurang kerugian. Bagaimana hal itu terjadi?
Yaitu ketika kita silau melihat mereka yang hidupnya menurut kita jauh
lebih enak, nyaman dan tentram, sehingga kita pun lupa untuk mensyukuri
segala karunia Allah Swt. yang sudah kita miliki.
Ketika
kita tinggal di rumah kontrakan dan terpukau melihat mereka yang tinggal
di rumah sendiri yang megah nan mewah, maka ingatlah selalu bahwa di
luar sana masih banyak saudara-saudara kita yang hidup tidak lebih baik
dari kita. Yaitu, mereka yang tinggal di kolong-kolong jembatan dan di
emperan pertokoan.
Atau, ketika kita melihat orang lain
yang memiliki penghasilan lebih besar daripada kita kemudian timbul rasa
iri hati pada diri kita, maka ingatlah bahwa di luar sana masih begitu
banyak orang-orang yang bekerja serabutan, orang-orang tidak memiliki
pekerjaan, dan orang-orang yang tidak tahu darimana dan bagaimana ia
dapat uang esok hari.
Akan tetapi lain halnya apabila kita berbicara dalam urusan agama, ketaatan, pendekatan diri kepada Allah Swt.. Dalam urusan ini sudah seharusnya kita melihat kepada orang yang berada di atas kita, yaitu para nabi, para sahabat, para syuhada, dan orang-orang shaleh. Mengapa? Supaya kita termotivasi untuk meneladani kesungguhan dan kegigihan mereka dalam meningkatkan kualitas ibadah terhadap Allah Swt.. Bahkan, sudah semestinya kita berlomba-lomba untuk melakukannya. Allah Swt. berfirman,
Akan tetapi lain halnya apabila kita berbicara dalam urusan agama, ketaatan, pendekatan diri kepada Allah Swt.. Dalam urusan ini sudah seharusnya kita melihat kepada orang yang berada di atas kita, yaitu para nabi, para sahabat, para syuhada, dan orang-orang shaleh. Mengapa? Supaya kita termotivasi untuk meneladani kesungguhan dan kegigihan mereka dalam meningkatkan kualitas ibadah terhadap Allah Swt.. Bahkan, sudah semestinya kita berlomba-lomba untuk melakukannya. Allah Swt. berfirman,
“Dan untuk yang demikian itu, hendaknya orang berlomba-lomba”. (QS. Al Muthaffifîn [83]: 26).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kita untuk melihat kepada orang yang berada di bawah kita dalam masalah dunia. Hal ini dimaksudkan agar kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur dan qana’ah. Yaitu, orang yang senantiasa merasa cukup dengan apa yang Allah telah karuniakan kepada kita, tanpa perasaan iri dan dengki terhadap manusia.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kita untuk melihat kepada orang yang berada di bawah kita dalam masalah dunia. Hal ini dimaksudkan agar kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur dan qana’ah. Yaitu, orang yang senantiasa merasa cukup dengan apa yang Allah telah karuniakan kepada kita, tanpa perasaan iri dan dengki terhadap manusia.
Abu Dzar RA. adalah teladan kita dalam hal ini.
Beliau mencari makan untuk hari yang sedang dijalaninya. Adapun untuk
keesokan harinya beliau akan mencarinya lagi. Beliau melakukan yang
demikian itu terus-menerus dalam kehidupannya. Mudah-mudahan Allah Swt.
meridhai beliau.
Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
http://www.smstauhiid.com/wasiat-2-melihat-pada-orang-yang-lebih-rendah-dalam-hal-materi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar